29 Januari 2013

Eksperimen Japanese Roll Cake

Eksperimen ini merupakan tantangan KBB#32, tantangan pracoba pertama dari dua sebelum bisa bergabung dengan Klub Berani Baking. Kesimpulanku, ini adalah kue paling rumit yang pernah aku bikin.

Japanese Roll Cake bukan jenis cake yang familiar untukku. Well, memang banyak jenis cake yang aku tidak familiar. Aku mencoba memfamiliarkan diri dengan membaca dengan teliti resepnya. Selain itu aku juga mencari referensi dari youtube. Tidak ada yang sama persis dengan tantangan ini, tapi cukup membantu. Posting tentang JRC di blognya mbak Rachmah Setyawati sang pakar JRC sangat banyak membantu. Aku jadi tahu hasil akhir yang diharapkan dari tantangan ini.

Resep JRC ini sangat rumit menurutku. Aku harus sangat hati-hati membacanya, untuk meyakinkan bahwa aku tak melewatkan sedikitpun step-stepnya. Bahan-bahannya juga sedikit-sedikit, mengukurnya menjadi sangat njelimet. Untung sudah punya timbangan digital. Paling sulit adalah menimbang putih telur. Untungnya lagi untuk putih telur tidak harus pas banget ukurannya.

Peralatan baking menjadi tantangan tersendiri. Tinggal sementara di negeri orang, tidak memungkinkan untuk membawa segala peralatan baking dari rumah. Praktis peralatan yang ada hanya oven, ditambah hand mixer kecil dan beberapa baskom yang termasuk dalam paket sewa. Harus beli loyang baru, dan di supermarket adanya Wilton. Ya, terpaksalah dibeli, sambil membayangkan berapa banyak yang dapat dibeli di Melati Pasar Baru dengan uang yang sama, untuk loyang tanpa merk. Decorating tip dan piping bag juga beli Wilton. Walaupun akhirnya tidak dipakai karena takut kurang rapi melihat lubangnya sepertinya terlalu besar. Mendapatkan referensi dari Youtube kalau mendekor bisa menggunakan Ziploc yang dilubangi pojokannya.

Menemukan bahan yang sesuai juga bukan perkara mudah. Paling susah dicari adalah non-dairy cream. Pertama, oleh suami dibelikan non-dairy creamer. Ternyata itu bukan untuk membuat cream tapi untuk campuran minuman. Aku sudah mencoba mengocok dengan mixer, tidak mau berubah menjadi cream. Akhirnya memang tidak menemukan non-dairy cream, terpaksa dipakailah yang dairy. Pasta juga tidak ada di mana-mana, jadinya JRC-ku ini biarpun warnanya menarik tapi tanpa rasa, hanya manis saja. Pewarna juga hanya ada pewarna cair dalam paket yang sebungkus terdiri dari empat warna, merah kuning hijau dan biru. Jadi untuk membuatnya menjadi warna lain, harus mencampur warna-warna itu dengan komposisi tertentu. Akibatnya, adonan untuk warna pink tua menjadi agak terlalu cair karena memerlukan lebih banyak campuran warna. Pink muda selamat karena memakai campuran pink tua ditambah adonan yang masih tanpa warna.


Inilah hasil dari eksperimen JRC ini. Satu cukup sukses, satu lagi patah dengan sukses. Patahnya mungkin karena terlalu kering memanggangnya. Karena oven terdiri dari dua tingkat, jadi loyang yang ditaruh di bawah menghasilkan cake yang lebih kering daripada yang di atas. Motif yang satunya cukup rapi, yang satu lagi ketipisan, jadinya terkelupas. Pembagian adonan menjadi dua juga kurang adil, jadinya yang satu lebih tebal dari yang lain. Itulah pelajaran dari eksperimen kali ini.

Kalau ada kesempatan, waktu luang, mungkin aku akan mencobanya lagi. Senang sudah mencobanya. Senang sekali mendapat logo lulus KBB#32. Semoga bisa melaksanakan tantangan berikutnya.